Istiqomah- mana yang tak bingung,
kecewa bahkan mungkin sangat menyesal, kala melihat anak-anaknya yang tumbuh
dewasa tak sesuai harapan?
Tentu seperti drama di sebuah film dimana suara petir
menggelegar memekakkan telinga dan menyesakkan dada. Sangat kecewa.
Muncul berbagai macam pertanyaan dalam diri; mengapa semua ini terjadi; apa dosa yang telah dilakukan; mengapa anak-anak bersikap demikian jauh mengecewakan dan lain sebagainya.
Muncul berbagai macam pertanyaan dalam diri; mengapa semua ini terjadi; apa dosa yang telah dilakukan; mengapa anak-anak bersikap demikian jauh mengecewakan dan lain sebagainya.
Akan tetapi, sebagai Muslim kita harus cerdas melihat
kenyataan yang mengecewakan itu dengan berbaik sangka kepada Allah. Prinsipnya
adalah tak satu pun hal terjadi melainkan atas idzin-Nya. Dan, segala ketidakbaikan
yang kita lakukan adalah berasal dari diri manusia sendiri.
Mungkin dengan kejadian tersebut Allah ingin kita melakukan
intropeksi diri, apakah selama ini memang benar-benar mendidik anak secara utuh
atau hanya menyandarkannya pada sekolah dan tidak begitu peduli dengan
pergaulannya. Atau mungkin kita terlalu memanjakannya dengan memberikan
kepercayaan tanpa kontrol memadai.
Terlepas dari kondisi apapun, sebagai orangtua eloknya tak
terjebak pada apa yang terjadi. Tetapi dengan bersegera merapatkan diri kepada
Allah Taala, manfaatkan senjata dari-Nya, yakni doa.
Pernah suatu kejadian seperti diurai di atas menimpa sebuah
keluarga. Tidak saja kecewa yang menjelma, cemoohan dari tetangga dan saudara
juga menerpa hari-harinya. Kondisi tersebut sangat memukul hatinya.
Beruntung, keluarga itu bersepakat mengatasi masalah yang
berat itu dengan mendekatkan diri kepada Allah. Kejadian itu menumbuhkan
keyakinan bahwa dirinya tak punya daya dan selama ini telah tidak tepat dalam
mendidik anak-anaknya.
Tiap malam suami istri itu bangun qiyamul lail (shalah tahajjud), sembari menguatkan
asa kepada Allah akan pertolongan-Nya untuk bisa mengubah sifat-sifat tidak
patut anak-anaknya. “Allah Maha Kuasa lagi Maha Mengabulkan Doa,” itulah yang
diasah setiap saat.
Tidak sekedar doa, pasangan itu juga menggiatkan dirinya
dalam amal sholeh, utamanya infak dan shodaqoh serta menyantuni anak-anak
yatim. Itu dilakukan dengan sangat antusias dan berharap Allah berkenan
mengabulkan doanya, mengubah watak dan sikap anak-anaknya.
Hingga bertahun-tahun lamanya, doa dan amalan di atas tetap
dilakukannya secara sungguh-sungguh. Hingga akhirnya, melalui suatu peristiwa
tak terduga, anaknya mengalami suatu kecelakaan lalu lintas setelah frustasi
dengan pilihannya yang ternyata salah. Semua keluarga tentu berduka, tetapi
siapa sangka, justru dari peristiwa duka itulah sang anak berubah menjadi anak
yang sholehah.
Anaknya yang awalnya tak berhijab, langsung mau berhijab,
tekun sholat, mulai gemar mengaji, bahkan sangat rajin membantu orangtua dan
saudara-saudaranya yang dalam kesulitan.
Anak itu 180 derajat berubah menjadi Muslimah. Semua orang
heran, terkejut bahkan ada yang tidak percaya. Tetapi itu nyata di depan mata.
Dan, semua nyaris tak bisa berkata apa-apa, kala Muslimah baru itu dilamar pria
sholeh yang aktif dalam kegiatan dakwah.
Peristiwa itu memaparkan kuasa luar biasa Allah Taala kepada
kita semua betapa doa, amal sholeh dan harapan yang tak pernah putus kepada-Nya
bemar-benar akan dikabulkan oleh-Nya.
“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku,
maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang
yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi
(segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu
berada dalam kebenaran.” (QS. Al-Baqarah : 186).
Dengan demikian, jauhi sifat putus asa, meskipun akal kita
mengatakan mustahil. Sebab, bagi Allah tak ada yang tidak mungkin. Tinggal kita
sendiri bersegera untuk berdoa dan mematuhi perintah-Nya dan menjauhi
larangan-Nya secara ikhlas. Jika itu kita lakukan, insya Allah pertolongan-Nya
akan menghampiri kita, dan itu pasti, karena itu adalah janji-Nya.Wallahu a’lam.*
Rep: Imam Nawawi
0 komentar:
Posting Komentar