Potensi keagungan pribadi seorang Muslim terkait dengan
kesetiaannya kepada Alquran, pada hidupnya bersama Alquran. Caranya dengan membaca, merenungkan, mengamalkan, dan
menghafalkannya.
Hal itu sangat penting, sebab Alquran itu membawa berkah.
Allah SWT menegaskan,
“Ini adalah sebuah Kitab yang kami turunkan kepadamu
penuh dengan berkah supaya mereka memerhatikan ayat-ayatnya dan supaya mendapat
pelajaran orang-orang yang mempunyai pikiran.”
(QS Shad [38]: 29).
Orang yang mengamalkan Alquran akan diberkahi. Orang yang mengajarkan
Alquran akan diberkahi. Orang yang
menjadikannya bacaan untuk kesembuhan akan diberkahi. Begitu pula, orang yang
mencari kesembuhan jiwa dan badan dari Alquran akan diberkahi.
Barangsiapa mencari kecukupan hidup, Alquran akan
mencukupinya. Barangsiapa yang mencari kesembuhan darinya, Alquran akan
memberinya kesembuhan. Dan barangsiapa meminta perlindungan dari yang
menurunkan Alquran, niscaya Dia akan memberinya perlindungan. Sebaliknya,
barangsiapa mencari petunjuk selain dari Alquran, maka Allah SWT akan
membuatnya tersesat, menjadikannya buta dan terhina, serta menjatuhkan hukuman.
Demikian kata Dr. Aidh bin Abdullah Al-Qarni, MA, dalam bukunya yang berjudul
“Nikmatnya Hidangan Alquran”.
Lalu, apakah artinya orang-orang yang saat ini terhina
hidupnya atau sakit jiwanya atau badannya atau tidak ada kecukupan hidup,
karena tidak ada berkah Aluran, karena
selama ini tidak membaca Alquran? Hal ini, dapat terjawab sendiri oleh
pribadi-pribadi Muslim terkait, atas pribadinya, dengan cara mendeteksi diri
sendiri, apakah ada kesetian kepada Alquran selama hidup ini?
Jika jawabannya, tidak ada kesetiaan, berarti sekarang
saatnya untuk memulai membaca Alquran,
sebagai solusinya. Jika belum mampu membacanya, memulainya dengan mempelajari
Alquran.
Alquran terdiri dari
30 juz. Jika kita membaca satu juz per
hari, berarti dalam sebulan atau 30 hari kita dapat mengkhatamkan Alquran
satu kali. Satu tahun berarti kurang
lebih 12 kali. Masya Allah, jika selama ini kita tidak pernah menyelesaikan satu juz pun per tahun, berarti ini suatu kemajuan
yang luar biasa. Jika 12 kali khatam setahun, untuk usia 40 tahun ke depan,
misalnya, kita bisa mengkhatamkan 12x40
= 480 kali khatam.
Kita bahkan bisa meningkatkan tadarus kita menjadi dua, tiga,
empat, bahkan hingga lima juz per hari. Lima juz per hari masih memungkinkan.
Banyak pribadi Muslim yang dapat melakukannya, sebagai aplikasi keimanan atau
kesetiaanya kepada Alquran.
Hitungannya, membaca Alquran
satu juz lamanya satu jam. Diasumsikan pada pribadi Muslim yang
berprofesi sebagai dosen, satu juz sama
dengan satu SKS mengajar. Pribadi Muslim berprofesi dosen,
banyak yang memiliki kemampuan mengajar
6 SKS per hari, bahkan sampai 10 atau 12 SKS.
Untuk profesi dosen,
membaca satu juz Alquran yang sama dengan satu SKS mengajar, tidak berat. Hal itu karena kemampuan dosen mengajar minimal enam SKS dapat dilakukan. Aktivitas mengajar lebih
berat dibanding membaca. Dosen juga merupakan pribadi terdidik dan terbiasa
dengan membaca.Hitungannya, jika sehari membaca lima juz memungkinkan, untuk membaca satu juz perhari atau one day one juz (ODOJ),
sangat lebih memungkinkan lagi. Semoga istiqamah. Aamiin.
Jika masing-masing pribadi Muslim Indonesia hidupnya
diberkahi Alquran, dengan cara rajin membaca Alquran, insya Allah Indonesia
menjadi negara yang penuh berkah. Mari kita rutinkan membaca Alquran setiap
hari untuk keberkahan pribadi kita dan juga negara Indonesia tercinta.
Sumber Republika, Oleh Rini Nuraini