Dari
Aisyah ra Rasulullulah bersabda :
“Perbaikilah
dirimu, ucapkan kebaikan dan sampaikan kabar gembira, sesungguhnya amal
seseorang tidak akan bisa memasukkannya ke dalam surga”
Orang
bertanya : “ Termasuk amal anda juga wahai Rasulullah?”
Rasulullah
menjawab : “ termasuk juga amalku,kecuali jika Allah mencurahkan rahmat-Nya
kepadaku. Ketahuilah bahwa amal yang paling disenangi Allah adalah amal yang
istiqamah meskipun sedikit” (HR Muslim)
Bahkan
amal Rasulullah-pun tidak mencukupi untuk memasuki surga Allah, apalagi amal
kita pasti lebih tidak mencukupi lagi. Maka janganlah kita mengandalkan amal
kita dan merasa aman dengan amal kita.
Pernyataan
Rasulullah “kecuali jika Allah mencurahkan rahmat-Nya kepadaku“ pada hadist di
atas menunjukkan bahwa surga hanya bisa dimasuki dengan rahmat Allah. Begitu
juga untuk menghindarkan dari adzab neraka juga hanya dengan rahmat Allah.
Al An’am
6 : 15 – 16
Katakanlah:
"Sesungguhnya aku takut akan azab hari yang besar (hari kiamat), jika aku
mendurhakai Tuhanku."(15) Barang siapa yang dijauhkan azab dari padanya
pada hari itu, Maka sungguh Allah telah memberikan rahmat kepadanya. dan Itulah
keberuntungan yang nyata. (16)
Maka
urusan terpenting kita adalah mendapatkan rahmat Allah.
Ada satu
kisah :
Seorang
pemuda bermaksud membeli sepeda. Dia datang ke toko sepeda berbekal uang Rp
200.000,- . Tetapi apa hendak dikata, harga sepeda yang diinginkannya ternyata
jauh di atas kemampuannya sekitar Rp 1.500.000,-. Bahkan harga sepeda
termurah-pun seharga Rp 600.000,-, masih di atas uang yang ditentengnya. Sang
pemuda beranjak melangkah hendak meninggalkan toko sepeda.
Belum sempat keluar
dari toko, sang pemilik toko memanggil si pemuda itu. “Mau beli apa nak?” Tanya
sang empunya toko. “Pinginnya beli sepeda pak, tapi gak jadi, duitnya gak
cukup.” sahut si pemuda dengan suara lemah. Tiba-tiba si pemilik toko
terperanjat begitu memperhatikan wajah si pemuda. Dia ingat pemuda ini yang
pernah menolongnya ketika dia terjatuh naik sepeda motor malam-malam di jalanan
sepi sekitar 6 bulan lalu. Yang sudah dicari-cari selama 6 bulan dan belum
ketemu. Rasa hutang budi si pemilik toko akhirnya membuatnya justru kemudian
memberikan sepeda yang diinginkan si pemuda itu, gratis.
Inilah
ketika seseorang sudah ridha dengan orang lain maka segala kekurangan menjadi
tidak penting dan apapun yang diinginkan selama masih bisa, akan dipenuhi.
Begitu
juga dengan Allah, sekiranya Allah sudah ridha, maka surga bukan hal yang sulit
untuk diberikan, demikian juga dengan menghindarkan dari api neraka. Meski amal
kita tidak cukup
Kemudian
akan ada yang bertanya : Kalau begitu amal menjadi tidak penting dong?
Sebagaimana
kisah tadi, amal mempunyai kedudukan sangat penting, karena tanpa amal apa dong
yang membuat Allah ridha. Hanya saja kita tidak bisa mengandalkan amal, merasa
aman dengan amal kita. Karena tidak akan pernah cukup amal kita untuk menebus
surga dan menutupi maksiat kita kepada Allah.
Yang
kemudian menjadi urusan kita adalah membuat amalan yang dengan amalan itu Allah
ridha kepada kita dan kemudian menganugerahkan rahmat kepada kita agar
dimasukkan ke surga dan dihindarkan dari neraka.
Pertanyaan
berikutnya adalah kalau begitu amal apa yang membuat Allah ridha?
Sayangnya
ini adalah bagian dari rahasia Allah. Ada amalan yang terlihat begitu kecil,
sepele, tapi juga ada amalan yang begitu luar biasa.
Ada
kisah dimana Allah ridha dengan amalan seorang pelacur yang memberi minum
anjing yang hampir mati. Di lain kisah Allah ridha dengan hukuman rajam dari
seorang wanita yang pernah berzina (sebagai bentuk pengorbanannya yang terbesar
demi menebus kesalahan dan mencari ridha Allah dengan mengorbankan kesenangan
diri) dimana Rasulullah menyatakan bahwa darah dari perempuan tersebut cukup
untuk mensucikan seluruh penduduk kota.
Ada juga kisah seorang lelaki yang
masuk surga karena berbakti luar biasa kepada orang tuanya, selalu mengutamakan
urusan orangtuanya, hingga bahkan sampai suatu ketika dia lupa memberi minum
susu orang tuanya dan kemudian memilih menunggu di depan pintu kamar
orangtuanya sampai pagi karena sang orang tua sudah terlanjur tidur. Dan bahkan
anak-anaknya tidak diizinkan minum susu sebelum orangtuanya si lelaki itu minum
susu. Atau kisah di mana Allah ridha dengan amalan seorang anak yang rela
menggendong orang tuanya berjalan kaki dari Irak sampai di Mekkah untuk
menunaikan haji.
Lalu apa
amal yang mesti kita lakukan untuk mencari ridha Allah ini?
Pada
prinsipnya Allah sudah memberikan gambaran tentang amal apa yang akan
mendatangkan rahmat-Nya.
QS Al
Hadid 57 : 28
“Hai
orang-orang yang beriman (kepada Para rasul), bertakwalah kepada Allah dan
berimanlah kepada Rasul-Nya, niscaya Allah memberikan rahmat-Nya kepadamu dua
bagian, dan menjadikan untukmu cahaya yang dengan cahaya itu kamu dapat
berjalan dan Dia mengampuni kamu. dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”
(28)
QS Al
Jatsiyah 45 : 30
“Adapun
orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shalih Maka Tuhan mereka
memasukkan mereka ke dalam rahmat-Nya (surga). Itulah keberuntungan yang nyata”
(30)
Dari 2
surah di atas, Allah menunjukkan bahwa jika kita menginginkan ridha Allah,
rahmat Allah maka kita mesti beriman, bertaqwa dan beramal shalih. Itu prinsip
dasar, artinya implementasi dari konsep ketaqwaan dan bentuk-bentuk amal shalih
akan sangat bervariasi tergantung situasi dan kondisi masing-masing orang.
Hanya
saja amal yang seberapa banyak jenis dan kualitasnya yang Allah akan ridha
memang tidak dijelaskan secara gamblang. Tetapi justru karena itu bukankah
berarti kita mesti memacu diri kita untuk terus meningkatkan kuantitas dan
kualitas amal diri kita setiap harinya. Dan tidak pernah boleh berpuas diri dan
merasa aman. Mari meningkatkan kualitas dan kuantitas amal kita !!!
Apapun
itu mari kita lakukan amalan sepenuh hati dengan kualitas terbaik karena toh
Allah mengetahui apa yang ada di dalam dada kita, yang kita rahasiakan dalam
hati maupun yang kita nyatakan. Tidak ada gunanya berpura-pura. Serius,
sungguh-sungguh agar Allah Ridha dan mengaruniakan rahmat-Nya kepada kita.
0 komentar:
Posting Komentar