Diberdayakan oleh Blogger.

STRATEGI PEMBELAJARAN AL-QURAN DAN HADIST

Selama ini strategi pembelajaran Al-Qur’an dan Hadis, kebanyakan dilakukan dengan strategi ceramah, sehingga pembelajaran menjadi monoton dan membosankan. Oleh karena itu diperlukan strategi  pembelajaran yang menyenangkan dan membuat siswa kreatif. Salah satu strategi pembelajaran tersebut adalah strategi peta pikiran.

Peta pikiran adalah catatan yang dibuat dalam selembar kertas dalam bentuk cabang-cabang dengan menggunakan warna-warna dan simbol-simbol sehingga menghasilkan kesan dan menimbulkan makna. Jadi, peta pikiran merupakan suatu strategi untuk mencatat yang kreatif dan efektif, yang akan memetakan pikiran kita dan mengembangkan pendekatan berfikir yang lebih kreatif dan inovatif.

Strategi ini efektif untuk membantu siswa mengingat perkataan dan bacaan, meningkatkan pemahaman terhadap materi, membantu mengorganisasi materi, dan memberikan wawasan baru. Manfaat awal peta pikiran adalah untuk mencatat.

Kegiatan mencatat merupakan salah satu kegiatan terpenting dalam pembelajaran, karena selain dapat meningkatkan daya ingat, juga diperlukan untuk mengingat apa yang tersimpan dalam memori. Tanpa mencatat dan mengulang kebanyakan siswa hanya mampu mengingat sebagian kecil materi yang mereka baca dan dengar.

Salah satu strategi mencatat memungkinkan seseorang siswa menyusun fakta dan pikiran sedemikian rupa sehingga cara kerja alami otak dapat dilibatkan sejak awal yaitu dengan menggunakan strategi peta pikiran. Ini berarti mengingat informasi akan lebih mudah dan lebih bisa diandalkan dari pada menggunakan teknik pencatatan konvensional. Dengan demikian daftar informasi yang panjang bisa dialihkan menjadi diagram warna-warni, sangat teratur, dan mudah diingat yang bekerja selaras dengan cara kerja otak dalam melakukan berbagai hal.

Dengan demikian peta pikiran merupakan alat berpikir kreatif yang mencerminkan cara kerja alami otak. Peta pikiran memungkinkan otak menggunakan semua gambar dan asosiasinya dalam pola radial dan jaringan sebagaimana otak dirancang. Dengan strategi peta pikiran pencatatan materi dituangkan dalam bentuk diagram yang memuat symbol, kode, gambar dan warna yang saling berhubungan. Adapun fungsi strategi peta pikiran adalah untuk menggambarkan ide, menerangkan definisi suatu materi atau mencari solusi sebuah masalah.

Ada beberapa keuntungan yang bisa didapat dari penggunaan strategi peta pikiran ini yaitu :
a. Lebih efisien untuk membuat catatan dan menghafalkan suatu informasi.
b. Mengoptimalkan kerja fungsi otak kiri kanan secara penuh.
c. Paling awet menempel dimemori otak kiri.
d. Apapun materinya dapat dituangkan dengan strategi peta pikiran
e. Bisa ditulis tangan atau soft ware komputer.

Dengan berbagai kelebihan tersebut, tidak salah jika peta pikiran menjadi metode paling efektif untuk mengasah Emotional-Spiritual Quotient anak, termasuk juga sangat efektif untuk strategi pembelajaran, khususnya mata pelajaran Al-Qur’an dan Hadis.

Di samping itu, berpikir kreatif juga sangat diperlukan dalam proses pembelajaran. Karena berpikir kreatif akan mempermudah kita untuk menyerap dan menyimpan informasi yang didapat melalui proses belajar dengan baik. Hal ini juga mendorong kita untuk memahami masalah dengan cepat dan menemukan gagasan yang bersifat solutif dengan cara yang tepat.

Banyak strategi pembelajaran yang menerapkan berpikir kreatif dalam proses pembelajaran. Diantaranya adalah Quantum Learning yang didalamnya menganjurkan penggunaan strategi peta pikiran. Quantum Learning terdiri atas beberapa kegiatan yang berusaha menyeimbangkan otak kanan dan otak kiri. Otak kanan menangani aspek-aspek emosi, sedangkan otak kiri menangani masalah-masalah logika. Quantum Learning juga berusaha mengakomodasi tiga modal utama dalam pembelajaran yaitu : visual, auditori dan kinestetik. Sistem mencatat peta pikiran sama dengan sistem kerja otak kita.

Hal ini menunjukkan bahwa peranan berpikir kreatif dalam pembelajaran dapat mempermudah kita menyerap dan menyimpan informasi. Peranan berpikir kreatif ini sangat tepat jika diaplikasikan dalam mata pelajaran Al-Qur’an dan Hadis, karena materi-materi pelajaran dalam Al-Qur’an dan Hadis berisi tentang informasi-informasi yang memungkinkan untuk disampaikan dengan strategi pikiran. Sehingga peserta didik mampu menyerap materi dengan efektif.

Perlunya berpikir kreatif diaplikasikan dalam mata pelajaran Al-Qur’an dan Hadis sangat beralasan, di antaranya disebabkan oleh beberapa hal yaitu :

a. Dengan peranan berpikir kreatif menggunakan strategi peta pikiran, pembelajaran Al-Qur’an dan Hadis
    akan lebih berkesan, bermakna dan mempermudah penyerapan materi.
b. Strategi peta pikiran merupakan atrategi pembelajaran yang efektif, karena mampu memberikan stimulasi
    yang positif terhadap otak peserta didik.
c. Strategi pembelajaran Al-Qur’an dan Hadis selama ini masih monoton dengan strategi ceramah, sehingga
    akan lebih efektif jika dipadu dengan strategi peta pikiran.

Melalui pembelajaran dengan strategi peta pikiran banyak hal yang dapat dipelajari oleh siswa, baik secara pribadi maupun bersama-sama. Dengan pembelajaran semacam ini, diharapkan akan dijumpai dalam pembelajaran Al-Qur’an dan Hadis, siswa yang cenderung aktif, belajar secara mandiri dan sangat berminat terhadap materi Al-Qur’an dan Hadis.

Di antara keaktifan siswa dalam pembelajaran bisa diketahui dari beberapa hal yaitu: keaktifan siswa menjawab pertanyaan, keberanian siswa dalam mengungkapkan pertanyaan, keberanian siswa dalam mengungkapkan pendapat, keaktifan siswa untuk mengungkapkan makna dalam setiap materi dalam format peta pikiran, keterampilan siswa untuk menyampaikan format peta pikiran dalam pembelajaran Al-Qur’an dan Hadis.

Siswa adalah subyek utama dalam pembelajaran, oleh karena itu siswa harus bisa belajar setiap saat dan tidak mesti harus selalu berinteraksi dengan guru dalam pembelajaran. Dengan demikian, melalui strategi peta pikiran siswa lebih mampu untuk belajar mandiri dan berpikir mandiri. Hal ini karena dua hal :
Pertama, dengan strategi peta pikiran penyimpanan informasi materi pembelajaran Al-Qur’an dan Hadis sesuai dengan cara kerja otak kita. Kedua, dengan strategi peta pikiran siswa mampu menangkap nilai dan muatan pendidik dalam berbagai konteks kehidupan yang beragam.

Selanjutnya, melalui strategi peta pikiran siswa diharapkan lebih berminat terhadap materi Al-Qur’an dan Hadis. Dalam pembelajaran perlu diperhatikan minat dan kebutuhan siswa, sebab keduanya akan menjadi penyebab tumbuhnya perhatian siswa untuk belajar. Sehingga siswa akan sungguh-sungguh dalam belajar. Dengan demikian, penerapan strategi peta pikiran dalam pembelajaran Al-Qur’an dan Hadis juga dapat menciptakan suasana yang menyenangkan, menumbuhkan kreativitas siswa, dan menghemat waktu serta melatih siswa berfikir mandiri.

Kesimpulan Pembelajaran yang berkualitas adalah pembelajaran yang memadukan antara siswa, guru, program pembelajaran, ekosistem pembelajaran yang berkualitas dan lembaga pembelajaran yang berkualitas pula. Pembelajaran yang berkualitas tersebut akan mampu memberikan hasil yang berkualitas. Untuk itu guru dituntut untuk memiliki kemampuan untuk mengembangkan pendekatan dan memilih strategi pembelajaran yang efektif. Salah satunya bisa dengan menggunakan strategi pembelajaran model peta pikiran dalam pembelajaran Al-Qur’an dan Hadis. Hal ini penting terutama untuk menciptakan iklim pembelajaran yang kondusif dan menyenangkan, sehingga bermuara pada pemberian hasil yang berkualitas. []

http://annisahidayat.wordpress.com

ANAK SELALU BERSSAMA AL-QUR'AN

7M agar anak selalu hidup bersama Alquran Setiap orangtua pasti menginginkan buah hatinya menjadi anak yang shalih dan shalihah. Anak shalih shalihah merupakan harta yang paling berharga bagi orangtua. Untuk mendapatkan semua itu, tentu harus ada upaya keras dari orangtua dalam mendidik anak. Salah satu yang wajib diajarkan kepada anak adalahsegala hal tentang al-Quran karena ia adalah pedoman hidup manusia. Rasulullah saw. pernah bersabda (yang artinya): Didiklah anak-anakmu dengan tiga perkara: mencintai Nabimu; mencintai ahlul baitnya; dan membaca al-quran karena orang-orang yang memelihara Al-Qur’an itu berada dalam lindungan singasana Allah pada hari ketika tidak ada perlindungan selain daripada perlindungan- Nya; mereka beserta para nabiNya dan orang-orang suci. (HR ath Thabrani). From Pelbagai Picture Allah SWT berfirman:Sesungguhnya Al-Qur’an ini memberikan petunjuk kepada jalan yang lebih lurus dan memberikan khabar gembira kepada orang-orang mukmin yang mengerjakan amal shaleh bahwa bagi mereka ada pahala yang besar. (QS Al-Isra’[17] :9) Sangat bagus jika sejak anak dalam kandungan seolah-olah calon anak kita itu sudah terbiasa “hidup bersama” al-Quran; yakni ketika sang ibu yang mengandungnya, rajin membaca al-Quran . bca-quran 7M Agar Anak Selalu Hidup Bersama al-Quran Mengenalkan. Saat yang paling tepat mengenalkan alQuran adalah ketika anak sudah mulai tertarik dengan buku. Sayang, banyak orangtua yang lebih suka menyimpan al-Quran di rak lemari paling atas. Sesekali perlihatkanlah al-Quran kepada anak sebelum mereka mengenal buku buku lain, apalagi buku dengan gambar-gambar yang lebih menarik. Mengenalkan al-Quran juga bisa dilakukan dengan mengenalkan terlebih dulu huruf-huruf hijaiyah; bukan mengajarinya membaca, tetapi sekadar memperlihatkannya sebelum anak mengenal A, B, C. D. Tempelkan gambar-gambar tersebut ditempat yang sering dilihat anak; lengkapi dengan gambar dan warna yang menarik. Dengan sering melihat, anak akan terpancing untuk bertanya lebih lanjut. Saat itulah kita boleh memperkenalkan huruf-huruf al-Quran. Memperdengarkan. Memperdengarkan ayat-ayat al-Quran bisa dilakukan secara langsung atau dengan memutar kaset atau CD. Kalau ada teori yang mengatakan bahwa mendengarkan musik klasik pada janin dalam kandungan akan meningkatkan kecerdasan, insya Allah memperdengarkan al-Quran akan jauh lebih baik pengaruhnya bagi bayi. Apalagi jika ibunya yang membacanya sendiri. Ketika membaca alQuran, suasana hati dan pikiran ibu akan menjadi lebih khusyuk dari tenang. Kondisi seperti ini akan sangat membantu perkembangan psikologis janin yang ada dalam kandungan. Pasalnya, secara teoretis kondisi psikologis ibu tentu akan sangat berpengaruh pada perkembangan bayi, khususnya perkembangan psikologisnya. Kondisi stres pada Ibu tentu akan berpengaruh buruk pada kandungannya. Memperdengarkan al-Qurari bisa dilakukan kapan saja dan dimana saja; juga tidak mengenal batas usia anak. Untuk anak-anak yang belum bisa berbicara, insya Allah lantunan ayat al-Quran itu akan terekam dalam memorinya. Jangan aneh kalau tiba-tiba si kecil lancar melafalkan surat al-Fatihah, misalnya, begitu dia bisa berbicara. Untuk anak yang lebih besar, memperdengarkan ayat-ayat alQuran (surat-surat pendek) kepadanya terbukti memudahkan sang anak menghapalkannya. Menghapalkan. Menghapalkan al-Quran bisa dimulai sejak anak lancar berbicara. Mulailah dengan surat atau ayat yang pendek atau potongan ayat (misalnya fastabiq al-khayrat, hudan li an-nas, birr al-walidayn, dan sebagainya). Menghapal bisa dilakukan dengan cara sering-sering membacakan ayat-ayat tersebut kepada anak. Lalu latihlah anak untuk menirukannya. Hal ini dilakukan berulang-ulang sampai anak hapal di luar kepala. Masa anak-anak adalah masa meniru dan memiliki daya ingat yang luar biasa. Orangtua harus menggunakan kesempatan ini dengan baik jika tidak ingin menyesal kehilangan masa emas (golden age) pada anak. Agar anak lebih mudah mengingat, ayat yang sedang dihapal anak bisa juga sering dibaca ketika ayah menjadi imam atau ketika naik mobil dalam perjalanan. Disamping anak tidak mudah lupa, hal itu juga sebagai upaya membiasakan diri untuk mengisi kesibukan dengan amalan yang bermanfaat. Nabi saw. bersabda: Demi Zat Yang jiwaku ada di tangan-Nya, sesungguhnya hapalan Al-Qur’an itu lebih cepat lepasnya daripada seekor unta pada tambatannya. (HR al-Bukhari dan Muslim). Membaca. Siapa saja yang membaca satu huruf dari Kitab Allah maka dia. akan mendapat satu kebaikan. Satu kebaikan akan dibalas dengan sepuluh kali lipat. Aku tidak mengatakan bahwa alif-lam-mim adalah satu huruf. Akan tetapi, alif adalah satu huruf, lam satu huruf dan mim juga satu huruf. (HR at-Tirmidzi) . Sungguh luar biasa pahala dan kebaikan yang dijanjikan kepada siapa saja yang biasa membaca al-Quran. Bimbing dan doronglah anak agar terbiasa membaca al-Quran setiap hari walau cuma beberapa ayat. Orangtua penting memberikan contoh. Jadikanlah membaca al-Quran, utamanya pada pagi hari usai shalat subuh atau usai shalat magrib, sebagai kegiatan rutin dalam keluarga. Ajaklah anak-anak yang belum bisa membaca untuk bersama-sama mendengarkan kakak-kakaknya yang sedang membaca al-Quran. Orangtua mempunyai kewajiban untuk mengajarkan kaidah-kaidah dan adab membaca al-Quran. Untuk bisa membaca al-Quran, termasuk mengetahui kaidah-kaidahnya, sekarang ini tidaklah sulit. Telah banyak metode yang ditawarkan untuk bisa mudah dan cepat membaca. Ada metode Iqra, Qiroati dan sebagainya. Metode-metode itu telah terbukti memudahkan ribuan anak-anak bahkan orangtua untuk mahir membaca al-Quran. Alangkah baiknya membaca al-Quran ini dilakukan secara bersama-sama oleh anak-anak di bawah bimbingan orangtua. Ketika seorang anak membaca, yang lain menyemaknya. Jika anak salah membaca, yang lain bisa membetulkan. Dengan cara itu, rumah akan selalu dipenuhi dengan bacaan al-Quran sehingga berkahwin. Menulis. Belajar menulis akan mempermudah anak dalam belajar membaca al-Quran. Diktekan kepada anak kata-kata tertentu yang mempunyai makna. Dengan begitu, selain anak bisa menulis, sekaligus anak belajar bahasa Arab. Mulailah dengan kata-kata pendek. Misalnya, untuk mengenalkan tiga kata alif, ba, dan dal anak diminta menulis a, ba da (tolong tuliskan Arabnya, ya: a-ba-da) artinya diam; ba-da-a (yang ini juga) artinya mulai; dan sebagainya. Sesekali di rumah, coba adakan lomba menulis ayat al-Quran. Berilah hadiah untuk anak yang paling rapi menulis. Jika anak memiliki kemampuan yang lebih dalam menulis huruf al-Quran, ia bisa diajari lebih lanjut dengan mempelajari seni kaligrafi. Rangkaian huruf menjadi suku kata yang mengandung arti bertujuan untuk melatih anak dalam memperkaya kosakata, di samping memberikan kesempatan bagi mereka untuk bertanya tentang setiap kata yang diucapkan serta mengembangkan cita rasa seni mereka. Jadi, tidak hanya bertujuan mengenalkan huruf-alQuran semata. Mengkaji. Ajaklah anak mulai mengkaji isi al-Quran. Ayah bisa memimpinnya setelah shalat magrib atau subuh. Paling tidak, seminggu sekali kajian sekeluarga ini dilakukan. Tema yang dingkat bisa saja tema-tema yang ingin disampaikan berkaitan dengan perkembangan perilaku anak selama satu minggu atau beberapa hari. Kajian bersama, dengan merujuk pada satu atau dua ayat al-Quran ini, sekaligus dapat menjadi sarana tawsiyah untuk seluruh anggota keluarga. Sekali waktu, tema yang akan dikaji bisa diserahkan kepada anak-anak. Adakalanya anak diminta untuk memimpin kajian. Orangtua bisa memberi arahan atau koreksi jika ada hal-hal yang kurang tepat. Cara ini sekaligus untuk melatih keberanian anak menyampaikan isi al-Quran. Mengamalkan dan memperjuangkan AI-Quran. AI-Quran tentu tidak hanya untuk dibaca, dihapal dan dikaji. Justru yang paling penting adalah diamalkan seluruh isinya dan diperjuangkan agar benar-benar dapat menyinari kehidupan manusia. Sampaikan kepada anak tentang kewajiban mengamalkan serta memperjuangkan al-Quran dan pahala yang akan diraihnya. Insya Allah, hal ini akan memotivasi anak. Kepada anak juga bisa diceritakan tentang bagaimana para Sahabat dulu yang sangat teguh berpegang pada alQuran; ceritakan pula bagaimana mereka bersama Rasulullah sepanjang hidupnya berjuang agar al-Quran tegak dalam kehidupan. Wallahu a’lam bi ash-shawab. Sumber : arkibku. blogspot. com
Back to top